Majas dan Gaya Bahasa – (Pengertian, Macam-macam dan Contohnya) – Secara umum majas adalah gaya bahasa yang digunakan oleh penulis untuk menyampaikan pesan secara imajinatif dan kias. Majas bisa dalam bentuk tulisan ataupun lisan dan digunakan dalam karya sastra dengan tujuan mewakili perasaan penulis.
A. Pengertian Majas
Beberapa Pengertian Majas Menurut Para Ahli :
Amminuddin, Majas adalah sebuah gaya bahasa dan cara yang digunakan oleh pengarang dalam memaparkan gagasannya sesuai dengan tujuan dan efek yang ingin dicapai.
KBBI, Pengertian Majas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah cara melukiskan sesuatu dengan jalan menyamakannya dengan sesuatu yang lain atau kiasan.
Prof. Dr. H.G Tarigan, Majas adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis.
Goris Keraf, majas adalah suatu majas dikatakan baik bila mengandung tiga dasar, yaitu kejujuran, sopan-santun dan menarik.
Luxemburg dkk, Majas adalah sesuatu yang memberikan ciri khas pada sebuah teks. Teks pada giliran tertentu dapat berdiri semacam individu yang berbeda dengan individu yang lain.
Simak Juga : Contoh Soal Majas Pilihan Ganda dan Jawaban
B. Macam Macam Majas
1) Majas Perbandingan
Perumpamaan/Simile
Perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berlainan dan yang sengaja kita anggap sama.secara eksplisit dijelaskan oleh kata: seperti,ibarat, bak, sebagai, umpama,laksana,penaka, dan serupa.
Contoh : Bibirnya seperti delima merekah, Bagai air di atas daun talas.
Metafora
Metafora adalah perbandingan langsung yang tidak mempergunakan kata: seperti, ibarat, bak, sebagai, umpama, laksana,penaka, serupa seperti pada perumpamaan sehingga pokok pertama langsung dihubungkan dengan pokok kedua.
Contoh : Mereka ditimpa celaka.
Personifikasi
Penginsanan atau personifikasi, ialah jenis majas yang melekatkan sifat – sifat insani kepada barang yang tidak bernyawa dan ide yang abstrak.
Contoh : Angin yang meraung, tugas menantikan kita.
Depersonifikasi
Depersonifikasi justru membendakan manusia atau insan. Biasanya gaya bahasa depersonifikasi ini dijelaskan oleh kata : kalau,jika, jikalau, bila(mana), sekiranya,misalkan, umpama, andai (kata) seandainya, andaikan.
Contoh : Kalau dikau menjadi samodra, maka daku menjadi bahtera.
Antitesis
Antitetis adalah sejenis gaya bahasa yang mengadakan komparasi antara dua antonim (yaitu kata-kata yang mengandung ciri-ciri semantik yang bertentangan). (Ducrot dan todorov,1979:277).
Contoh : Gadis yang secantik si Ida diperistri oleh si Dedi yang jelek itu.
Pleonasme
Pleonasme adalah pemakaian kata yang mubazir (berlebihan), yang sebenarnya tidak perlu (seperti menurut sepanjang adat; saling tolong menolong) (Poerwadarminta,1976:761).
Contoh : Saya telah mencatat kejadian itu dengan tangan saya sendiri.
Tautologi
Tautologi adalah kata yang berlebihan itu pada dasarnya mengandung perulangan dari (sebuah) kata yang lain.
Contoh : Anak – anak asyik menyepak bola yang bundar bentuknya itu
Parifrasis
Perifrasis adalah sejenis gaya bahasa yang agak mirip dengan pleonasme. Kedua – duanya mempergunakan kata – kata lebih banyak daripada yang dibutuhkan. Pada gaya bahasa perifrasis, kata – kata yang berlebihan itu pada perinsipnya dapat diganti dengan sebuat kata saja. (cf. Keraf, 1975:134).
Contoh : Ayahanda telah tertidur dengan tenang dan beristirahat dengan damai buat selama – lamanya (= meninggal atau berpulang).
Antisipasi/Prolepsis
Kata antisipasi berasal dari bahasa latin anticipatio yang berarti ‘mendahului’ atau ‘penetapan yang mendahului tentang sesuatu yang masih akan dikerjakan atau akan terjadi.
Contoh : Kami sangat gembira, minggu depan kami memperoleh hadiah dari Bapak Bupati.
Koreksi/Epanortosis
Koreksi atau epanortosis adalah bahasa yang berwujud mula – mula ingin menegaskan sesuatu, tetapi kemudian memeriksa dan memperbaki mana – mana yang salah.
Contoh : Dia benar – benar mencintai Neng Tetty, eh bukan, Neng Terry
2) Majas Pertautan
Metonimia
Metonimia ialah gaya bahasa yang memakai nama ciri atau nama hal yang ditautkan dengan nama orang, barang, atau hal, sebagai penggantinya. Kita dapat menyebut pencipta atau pembuatnya jika yang kita maksudkan ciptaan atau buatannya ataupun kita menyebut bahannya jika yang kita maksudkan barangnya (Moeliono, 1984:3).
Contoh : Para siswa di kelas kami senang sekali membaca S.T. Alisasyahbana
Sinekdoke
Sinekdoke adalah gaya bahasa yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama keseluruhannya, atau sebaliknya (Moeliono,1984:3). Sinekdoke pars pro toto (sebagian untuk seluruh) => Setiap kepala dikenakan pajak. (Keluarga)
Contoh : Sinekdoke totem pro parte (seluruh untuk sebagian) => Indonesia kembali mendapatkan emas dalam ajang olimpiade Rio 2016. (Tim Bulutangkis)
Alusi/Alusio
Alusi atau kilatan adalah gaya bahasa yang menunjuk secara tidak langsung ke suatu peristiwa atau tokoh berdasarkan peranggapan adanya pengetahuan bersama yang dimiliki oleh pengarang dan pembaca serta adanya kemampuan para pembaca untuk menangkap pengacuan itu.
Contoh : Tugu ini mengenangkan kita kembali ke peristiwa Bandung Selatan.
Eufemisme
Eufemisme adalah ungkapan yang lebih halus sebagai pengganti ungkapan yang dirasakan kasar yang dianggap merugikan, atau yang tidak menyenangkan. (Moeliono, 1984 : 3-4).
Contoh : Ayahnya sudah tak ada di tengah – tengah mereka (= mati), Pikiran sehatnya semakin merosot saja akhir – akhir ini (= gila).
Eponim
Eponim adalah semacam gaya bahasa yang mengandung nama seseorang yang begitu sering dihubungkan dengan sifat tertentu sehingga nama itu dipakai untuk menyatakan sifat itu.
Contoh : Dengan latihan dan makan yang teratur kami berharap agar Anda menjadi Hercules dalam pertandingan nanti. (Hercules = kekuatan)
Contoh : Memang semua orang mengatakan bahwa pacarnya itu benar – benar merupakan Hellen dari Troya. (Hellen dari Troya = kecantikan)
Antonomasia
Antonomasia adalah gaya bahasa yang merupakan penggunaan gelar resmi atau jabatan sebagai nama diri.
Contoh : Gubernur Sumatera Utara akan meresmikan pembukaan Seminar Adat Karo di Kabanjahe bulan depan.
Elipsis
Elipsis adalah penghilangan salah satu atau beberapa unsur penting dalam konstruksi sintaksis yang lengkap (Ducrot and Todorov, 1981:277; Tarigan, 1985:195).
Contoh : Mereka ke Jakarta minggu lalu. (penghilangan predikat : pergi, berangkat)
Asindenton
Asindeton adalah semacam gaya bahasa yang berupa acuan padat di mana beberapa kata, frase, atau klausa yang sederajat tidak dihubungkan dengan kata sambung. Bentuk – bentuk tersebut biasanya dipisahkan saja oleh tanda koma.
Contoh : Hasil utama Tanah Karo adalah jeruk, nanas, kentang, kol, tomat, bawang, sayur putih, jagung, padi.
Polisidenton
Polisindeton adalah suatu gaya bahasa yang merupakan kebalikan dari asindeton. Dalam polisindeton beberapa kata, frase, atau klausa yang berurutan dihubungkan satu sama lain dengan kata sambung.
Contoh : Istri saya menanam nangka dan jambu dan cengkeh dan pepaya di pekarangan rumah kami.
Majas Pertentangan
Hiperbola
Gaya bahasa yang menggunakan pernyataan berlebihan sehingga terkesan tidak masuk akal.
Contoh : Air matanya mengalir menganak sungai.
Litotes
Litotes adalah gaya bahasa yang digunakan untuk menyatakan sesuatu yang positif dengan bentuk yang negatif atau bentuk yang bertentangan.
Contoh : Silakan mampir ke gubuk saya.
Ironi
Sindiran dengan menyembunyikan fakta yang sebenarnya dengan mengatakan kebalikan fakta.
Contoh : Selamat pagi, sudah bangun ya, padahal baru pukul 11.00
Paranomasia
Gaya bahasa yang menggunakan kemiripan bunyi. Ini merupakan permainan kata yang didasarkan pada kemiripan bunyi, tetapi terdapat perbedaan besar dalam makna.
Contoh : Tanggal dua gigi saya tanggal dua.
Satire
Gaya bahasa ini menggunakan sarkasme, ironi, atau parodi untuk mengecam atau menertawakan gagasan, kebiasaan, dll.
Contoh : Jemu aku dengan bicaramu Kemakmuran, keadilan dan kebahagiaan Sudah sepuluh tahun engkau bicara Aku masih tak punya celana Budak kurus pengangkut sampah.
Inuendo
Semacam sindiran dengan mengecilkan kenyataan yang sebenarnya. Inuendo menyatakan kritik dengan sugesti tidak langsung, dan sering tampaknya tidak menyakitkan hati kalau dilihat sambil lalu.
Contoh : Ia menjadi kaya karena sedikit mengadakan komersialisasi jabatannya.
Antifrasis
Semacam ironi yang berwujud penggunaan sebuah kata dengan makna kebalikannya, yang bisa saja dianggap ironi sendiri, atau kata-kata yang dipakai untuk menjatuhkan mental objek pembicaraan.
Contoh : Ia menerima pujian dari orang-orang di sekitarnya (maksudnya cibiran, olok-olokan).
Paradoks
Semacam gaya bahasa yang mengandung pertentangan yang nyata dengan fakta-fakta yang ada. Paradoks juga berarti semua hal yang menarik karena kebenarannya.
Contoh : Aku merasa kesepian di tengah keramaian.
Klimaks
Semacam gaya bahasa yang mengandung urutan-urutan pikiran yang setiap kali semakin meningkat kepentingannya dari gagasan sebelumnya.
Contoh : Setiap guru yang berdiri di muka kelas haruslah mengetahui, memahami, serta menguasai bahan yang diajarkannya.
Antiklimaks
Semacam gaya bahasa yang mengandung urutan-urutan pikiran yang setiap kali semakin menurun kepentingannya dari gagasan-gagasan sebelumnya
Contoh : Ketua pengadilan agama itu adalah orang kaya, pendiam, dan kurang terkenal.
Sinisme
Gaya bahasa yang berupa sindiran yang berbentuk kesangsian yang mengandung ejekan terhadap keikhlasan dan ketulusan hati. Bersifat lebih kasar dari ironi.
Contoh : Memang Anda seorang gadis yang tercantik seantero jagad ini yang mampu menghancurkan seluruh isi jagad ini.
Sarkasme
Gaya bahasa yang mengandung olok-olok atau sindiran pedas yang menyakitkan hati.
Contoh : Tingkah lakumu membuat kami malu.
Majas Pengulangan
Antanaklasis
Gaya bahasa yang mengandung ulangan kata yang sama dengan makna yang berbeda.
Contoh : Dia selalu membawa buah tangan untuk buah hatinya setiap ia pulang dari luar kota.
Repetisi
Perulangan kata, frasa, dan klausa yang sama dalam satu kalimat. \
Contoh : Rajinlah belajar demi masa depan, rajinlah belajar mencapai cita-cita, rajinlah belajar untuk mengangkat derajat keluarga.
Tautotes
Gaya bahasa perulangan atau repitisi atas sebuah kata berulang-ulang dalam sebuah konstruksi.
Contoh : Kau adalah aku, aku adalah kau, kau dan aku adalah satu.