Pengertian
Anestesi dalam (bahasa Yunani) artinya keadaan tanpa rasa sakit. secara masyarakat umum anestesi disebut juga obat bius.
Anestesiologi : Cabang ilmu kedokteran yang mendasari berbagai tindakan meliputi ;
- Pemberian anestesi/ analgetik
- Pengawasan keselamatan pasien selama operasi
- Bantuan hidup (resusitasi)
Cara Pemberian Anestesi Umum
- Parenteral
Sec. im/iv
Digunakan utk tindakan singkat & induksi anestesi Untuk tindakan yang lama dikombinasi dgn cara lain.
- Perektal
Biasa dipakai pada anak utk induksi anestesi / tindakan singkat
- Anestasi Inhalasi
Anestesi menggunakan gas / cairan anestesi yang mudah menguap (volatie agent)
Obat Premedikasi
Analgetik Narkotik
- Morfin ;
5-10 mg, im (dewasa)
Fungsi : kurangkan kecemasan pasien , takipneu pd pemberian trikloroetilen
Kerugian : waktu pemulihan > pjg, konstipasi, retensi urin, hipotensi, depresi nafas
- Petidin;
50-75 mg, iv (dewasa)
Fungsi : mengurangkan nyeri, menekan tek darah & pernafasan dan Merangsang otot polos
Antikolinergik
- Atropin;
0,4 – 0,6 mg, im , mula kerja 10-15 menit
Mencegah hipersekresi kelenjar ludah & bronkus selama 90 menit
- Transquilizer (obat penenang)
Diazepam ;
10mg, iv @ 10-15mg, po , dosis max : 15mg
Menimbulkan sedatif (dosis rendah) & hipnotik (dosis tinggi)
Midazolam ; (preferrable)
Dosis 50% dari diazepam
Onset > cepat & lama kerja > pendek
Stadium Anestesi
Stadium I (St.Analgesia; St.Cisorientasi)
- Mulai dari induksi sampai hilangnya kesadaran.
- Pada stadium ini,pasien tidak merasa sakit biasanya operasi-operasi kecil sudah bisa dilakukan.
- Stadium ini berakhir dengan ditandai oleh hilangnya refleks bulu mata.
Stadium II (St.Eksitasi; St. Dalirium)
- Mulai dari akhir stadium I dan ditandai dengan Pernafasan yang irreguler, pupil melebar dengan
- refleks cahaya (+), pergerakan bola mata tidak teratur, lakrimasi (+),
- tonus otot meninggi dan diakhiri dengan hilangnya refleks menelan dan kelopak mata.
Stadium III (St. Operasi)
- Mulai dari akhir stadium II, dimana pernafasan mulai teratur.
Dibagi dalam 4 plana, yaitu :
- Plana 1
Ditandai dengan pernafasan teratur, pernafasan torakal sama kuat dgn pernafasan abdominal, pergerakan bola mata terhenti, kadang-kadang letaknya eksentrik, pupil mengecil lagi dan refleks cahaya (+), lakrimasi akan meningkat, refleks farings dan muntah menghilang, tonus otot menurun.
- Plana 2
Ditandai dengan pernafasan yang teratur, volume tidal menurun dan frekwensi pernafasan naik. Mulai terjadi depresi pernafasan torakal, bola mata terfiksir ditengah, pupil mulai midriasis dengan refleks cahaya menurun dan refleks kornea menghilang.
- Plana 3
Ditandai dgn pernafasan abdominal yang lebih dominan daripada torakal karena paralisis otot interkostal yang makin bertambah sehingga pada akhir plana 3 terjadi paralisis total otot interkostal, juga mulai terjadi paralisis otot-otot diafragma, pupil melebar dan refleks cahaya akan menghilang pada akhir plana 3 ini, lakrimasi refleks farings & peritoneal menghilang, tonus otot-otot makin menurun.
- Plana 4
Pernafasan tidak adekuat, irreguler, ‘jerky’ karena paralisis otot, diafragma yg makin nyata, pada akhir plana 4, paralisis total diafragma, tonus otot makin menurun dan akhirnya flaccid, pupil melebar dan refleks cahaya (-) , refleks sfingter ani menghilang.
Stadium IV (St. Paralisis)
Mulai dari kegagalan pernapasan yang kemudian akan segera diikuti kegagalan sirkulasi