Apa itu Bioentrepreneurship ?
Bioentrepreneurship adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu.
Bioentrepreneurship berasal dari dua kata, yaitu bio dan entrepreneurship.
- Entrepreneurship atau kewirausahaan adalah usaha kreatif yang dibangun berdasarkan inovasi untuk menghasilkan sesuatu yang baru, memiliki nilai tambah, memberi manfaat, menciptakan lapangan kerja dan hasilnya berguna bagi orang lain.
- Kata Biologi berasal dari bahasa Yunani yaitu ‘bios’ yang berarti hidup atau kehidupan dan ‘logos’ yang berati ilmu pengetahuan.
Latar belakang
Biologi sebagai salah satu cabang ilmu sains tidak hanya mempelajari alam dan makhluk hidup, akan tetapi juga mengajarkan tanggung jawab untuk mencintai, memelihara kelestarian lingkungan, dan menjaga keseimbangan alam sehingga manusia dapat memperoleh manfaatnya.
Untuk mewujudkan hal tersebut pada mata pelajaran biologi diperlukan suatu pembelajaran yang inovatif dan kreatif. Langkah yang dapat dilakukan adalah mengembangkan perangakat pembelajaran biologi dengan pendekatan berorientasi kewirausahaan. Pembelajaran dengan pendekatan kewirausahaan diarahkan dalam pembelajaran yang bersifat kontekstual, yaitu pendekatan pembelajaran dikaitkan dengan objek yang nyata.
Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian dilaksanakan secara terpandu dan terprogram yang bergerak dalam bidang wirausaha berbasis ilmiah dengan tetap mengutamakan sistem ekonomi Syariah.
Kewirausahaan (entrepreneurship) muncul apabila seseorang individu berani mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide barunya. Proses kewirausahaan meliputi semua fungsi, aktivitas dan tindakan yang berhubungan dengan perolehan peluang dan penciptaan organisasi usaha (Suryana, 2001).
Esensi dari kewirausahaan adalah menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses pengkombinasian sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda agar dapat bersaing.
Menurut Zimmerer (1996:51), nilai tambah tersebut dapat diciptakan melalui cara-cara sebagai berikut:
- Pengembangan teknologi baru (developing new technology),
- Penemuan pengetahuan baru (discovering new knowledge),
- Perbaikan produk (barang dan jasa) yang sudah ada (improving existing products or services),
- Penemuan cara-cara yang berbeda untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih banyak dengan sumber daya yang lebih sedikit (finding different ways of providing more goods and services with fewer resources), (Sudrajat, 2011).