Kingdom Fungi (Jamur) – Pengertian, Ciri-Ciri, Struktur dan Klasifikasinya – Berasal dari bahasa Yunani Mykes yang berarti Jamur dan Logos yang berarti Ilmu. Mikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang jamur. Dalam bahasa Inggris Jamur disebut Fungi / Fungus. Kajian dalam mikologi antara lain meliputi klasifikasi fungi, kerugian dan peranan jamur dam kehidupan manusia. Seiring perkembangan teknologi jambur banyak digunakan dalam bioteknogi, misalnya pembuatan tempe, pembuatan pesellin.
A. Pengertian Jamur
Jamur merupakan organisme bersifat eukariotik, tidak berklorofil. Selnya ada yang uniseluler ada yang multiseluler berbentuk benang. Karena tidak berklorofil, maka cara hidupnya heterotrof. Jamur hidup dengan jalan menguraikan bahan – bahan organik yang ada di lingkungannya dengan cara saprofit, parasit atau simbiosis.
Tubuh jamur berupa benang – benang bercabang disebut hifa (hypha). Kumpulan hifa berupa jaring – jaring disebut miselium. Bagian jamur yang biasa dimakan ialah alat berbiak yang dibentuk oleh miselium yang tersembunyi. Reproduksi jamur dengan spora. Secara aseksual maupun secara seksual.
Jamur uniseluler berkembang biak secara aseksual dengan membentuk spora dan secara seksual dengan membentuk spora askus. Jamur multiseluler berkembang biak secara aseksual dengan jalan memutuskan benang hifa (fragmentasi), membentuk spora aseksual yaitu zoospora, endospora, dan
konidia. Secara seksual melalui peleburan antara inti jantan dan betina sehingga terbentuk spora askus atau spora basidium.
Simak Juga : 20+ Soal Jamur (Kingdom Fungi) Pilihan Ganda [+Pembahasan]
B. Struktur tubuh dan cara mendapatkan makanan
Fungi → uni dan multi → berdasarkan spora dan bentuk setelah dewasa
Spora → filamen multi → hifa
Kitin → dinding sel yang tersusun atas KH dan protein
Jamur yang sering kita lihat → tubuh buah → struktur reproduksi jamur sementara → miselium (kumpulan hifa)
Septum terdiri dari pori2 untuk mendistribusikan nutrisi Jamur tidak dapat bergerak → spora ada diudara
C. Sistem Reproduksi Jamur
Reproduksi pada jamur terdiri atas dua yaitu reproduksi secara generative (seksual) dan vegetative (aseksual).
1. Reproduksi Generatif (seksual)
- Biasanya jamur bereproduksi secara generative karena kondisi lingkungan yang berubah atau pada kondisi darurat lainnya. Keturunan yang dihasilkan memiliki genetic yang beragam dan lebih adaptif terhadap perubahan lingkungan.
- Reproduksi secara generative didahului dengan pembentukan spora seksual yang memiliki jenis hifa yang berbeda.
- Hifa (+) dan hifa (-) yang berkromosom haploid (n) mendekat dan membentuk gametangium (organ yang menghasilkan gamet).
- Gametangium berplasmogami yaitu peleburan sitoplasma dan kemudian membentuk zigosporangium dikariotik (heterokarotik) dengan pasangan nucleus haploid yang belum bersatu. Zigosporangium ini memiliki dinding sel yang tebal dan kasar yang memungkinkan untuk bertahan pada kondisi lingkungan yang buruk dan kering.
- Bila kondisi lingkungannya membaik, zigosporangium akan menjadi kariogami (peleburan inti) sehingga zigosporangium memiliki inti yang berkromosom diploid (2n).
- Zigosporangium yang berinti haploid (2n) akan mengalami pembelahan secara mitosis yang menghasilkan zigospora haploid (n) didalam zigosporangium.
- Zigospora haploid (n) akan berkecambah membentuk sporangium bertangkai pendek dengan kromosom haploid (n).
- Sporangium haploid (n) akan menghasilkan spora-spora yang haploid (n) yang memiliki keanekaragaman genetik.
- Bila spora-spora haploid (n) jatuh di tempat yang sesuai, spora akan berkecambah (germinasi) menjadi hifa jamur yang haploid (n). Hifa akan tumbuh membentuk jaringan miselium yang semuanya haploid (n).
2. Reproduksi Vegetatif ( Aseksual)
- Pada jamur yang uniseluler reproduksi vegetative dilakukan dengan pembentukan tunas yang akan tumbuh menjadi individu baru. Pada jamur yang multiseluler dilakukan dengan cara fragmentasi hifa dan pembentukan spora vegetative.
- Fragmentasi hifa (pemutusan hifa), potongan hifa yang putus tumbuh menjadi individu baru
- Pembentukan spora vegetative yang berupa sporangiospora dan konidiospora.
- Jamur yang telah dewasa menghasilkan spongiofor (tangkai kotak spora).
- Pada ujung sporangiofor terdapat sporangium (kotak spora).
- Di dalam kotak spora pembelahan sel dilakukan secara mitosis dan menghasilkan banyak sporangiospora dengan kromosom yang haploid (n).
- Adapun jamur jenis lain menghasilkan konidiofor (tangkai konidia).
- Pada ujung konidiofor terdapat konidium (kotak konidiospora). Di dalam konidium terjadi pembelahan sel secara mitosis yang menghasilkan banyak konidiospora dengan kromosom yang haploid (n).
- Baik sporangiospora maupun konidiospora, bila jatuh di tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi hifa baru yang haploid (n).
D. Klasifikasi Fungi (Jamur)
1. Zygomicota
- Dinamakan zygomicota karena membentuk spora dengan dinding tebal yang disebut dengan zigospora.
- Berhabitat di darat, tanah atau pada sisa organisme yang telah mati.
- Hidup sebagai saprofit (pengurai zat organic).
- Memiliki miselium bercabang banyak dan tidak bersekat.
- Memiliki hifa senositik
- Miselium memiliki tiga tipe hifa yaitu stolon, rizoid dan sporangiofor.
- Bereproduksi secara seksual dan aseksual
- Berperan dalam pembuatan makanan seperti Rhizopus oryzae pada pembuatan tempe
2. Ascomycota
- Menghasilkan askospora pada reproduksi generative
- Memiliki talus uniseluler dan multiseluler
- Memiliki hifa yang bersepta dan tiap septa memiliki satu inti
- Dinding hifa diperkuat dengan selulosa dan bersifat heterokaritik
- Reproduksi vegetative dengan memperbanyak konidia, spora, tunas dan fragmentasi
- Reproduksi generative dengan konjugasi yang digunakan untuk membentuk askospora di dalam askus. Askus biasanya dibentuk dalam tubuh buah dinamakan askokarp (askoma).
3. Basidiomycota
- Memiliki hifa yang bersepta dengan sambungan apit
- Bersifat saprobe
- Tubuh buah seperti paying
- Memiliki tangkai asimetris, pendek dan ada yang tidak bertangkai
- Basidiospora terdapat pada permukaan lamela atau bila yang terbentuk dibagian bawah tudungnya
- Umumnya dinamakan dengan Mushroom
- Reproduksi aseksual dengan tunas, fragmentasi, dan konidia. Sedangkan pada reproduksi secara seksual adalah dengan cara membentuk basidiospora.
- Basidiospora menghasilkan basidium yang memiliki bentuk seperti gada. Basidium ada yang bersekat, dan ada juga yang tidak bersekat.
- memiliki manfaat yang dalam kehidupan manusia seperti Auricularia politricha (jamurk kuping) dapat dimakan, Volvariella volcaea (jamur merang) dapat dimakan, Ganodema applanatum digunakan sebagai obat (makanan suplemen). Ustilago scitaminae (jamur karat).
E. Cara Hidup dan Habitat jamur
Cara hidup jamur bervariasi, ada yang hidup secara soliter dan ada yang hidup berkelompok (membentuk koloni). Pada umumnya jamur hidup secara berkelompok atau berkoloni, karena hifa dari jamur tersebut saling bersambungan atau berhubungan. Cara hidup ini dijumpai misalnya pada jamur tempe (Rhizopus oryzae), jamur roti (Mucor mucedo), dan Aspergillus fl avus. Jadi, kalau kalian melihat jamurjamur tersebut yang nampak adalah koloninya, sedangkan individu yang menyusunnya berukuran sangat kecil.
Habitat jamur juga bermacam-macam. Berbagai jamur hidup di tempat-tempat yang basah, lembab, di sampah, pada sisa-sisa organisme, atau di dalam tubuh organisme lain. Bahkan banyak pula jenis-jenis jamur yang hidup pada organisme atau sisa-sisa organisme di laut atau air tawar. Jamur juga dapat hidup di lingkungan asam, misalnya pada buah yang asam, atau pada pada lingkungan dengan konsentrasi gula yang tinggi, misalnya pada selai.
Bahkan, jamur yang hidup bersimbiosis dengan ganggang (lumut kerak), dapat hidup di habitat ekstrim dimana organisme lain sulit untuk bertahan hidup, seperti di daerah gurun, gunung salju, dan di kutub. Jenis jamur lainnya juga dijumpai hidup pada tubuh organisme lain, baik secara parasit maupun simbiosis.
F. Peranan Jamur dalam Kehidupan
Peranan jamur atau fungi dalam kehidupan sangat luas. Jamur berperan dalam keseimbangan lingkungan yaitu sebagai dekomposer. Sebagai dekomposer, jamur menguraikan sisa-sisa organisme yang telah mati sehingga bisa dimanfaatkan oleh organisme lain.
Hal ini sangat penting dalam keberlanjutan ekosistem di bumi, karena yang menjadi kunci keberlangsungan ekosistem adalah adanya keseimbangan antara produksi biomasa oleh organisme fotosintetik dan perombakan-perombakan atau daur ulang nutrien yang dikandungnya. Dalam proses daur ulang senyawa organik ini, fungi memiliki peran yang menonjol di semua ekosistem utama.
Jamur juga bisa bersimbiosis dengan organisme lain. Dengan akar tumbuhan tertentu jamur bersimbiosis membentuk mikoriza. Mikro riza merupakan struktur yang berperan penting dalam suplai unsur hara. Berdasarkan posisi jamur terhadap akar tumbuhan, dikenal adanya endomikoriza (bila hifa menembus korteks akar) dan ektomikoriza (bila hifa hanya menem bus epidermis akar). Kelompok jamur yang sering bersimbiosis dengan akar tumbuhan umumnya termasuk anggota Divisi Zygomycotina, Ascomycotina, dan Basidiomycotina.
Jamur juga berperan sangat penting dalam fermentasi makanan dan obat-obatan. Sebagai contoh, pada Divisi Zygomycotina, sedikitnya ada 2 jenis Rhizopus yang digunakan secara komersial dalam industri pil kontrasepsi dan anestesi, yaitu R. arrhizus dan R. nigricans.
Beberapa jenis lain juga dimanfaatkan dalam industri alkohol dan untuk mengempukkan daging. Ada pula jenis lain yang mampu memproduksi pigmen kuning yang digunakan untuk memberi warna pada margarin.
Beberapa jenis jamur dan peranannya yang menguntungkan adalah sebagai berikut :
- Rhizopus stolonifera : untuk membuat tempe
- Rhizophus nigricans: menghasilkan asam fumarat
- Saccharomyces cerevisiae : untuk membuat tape, roti, minuman sake, dan bir
- Aspergillus oryzae : mengempukkan adonan roti
- Aspergillus wentii : untuk membuat sake, kecap, tauco, asam sitrat, asam oksalat, dan asam formiat
- Aspergillus niger : untuk menghilangkan O2 dari sari buah, dan menjernihkan sari buah
- Penicillium notatum dan P. chrysogenum : menghasilkan penicillin (antibiotik)
- Ganoderma lucidum : bahan obat
- Penicillium roquefortii dan P. camemberti : meningkatkan kualitas (aroma) keju
- Trichoderma sp. : menghasilkan enzim selulose
- Neurospora crassa (jamur oncom) : untuk membuat oncom
Ringkasan
Fungi adalah nama regnum dari sekelompok besar makhluk hidup eukariotik heterotrof yang mencerna makanannya di luar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi ke dalam sel-selnya. Fungi memperbanyak diri secara seksual dan aseksual. Perbanyakan seksual dengan cara : dua hifa dari jamur berbeda melebur lalu membentuk zigot lalu zigot tumbuh menjadi tubuh buah, sedangkan perbanyakan aseksual dengan cara membentuk spora, bertunas atau fragmentasi hifa. Jamur memiliki kotak spora yang disebut sporangium. Di dalam sporangium terdapat spora. Jamur juga berperan dalam kehidupan yaitu sebagai pengurai atau dekompuser jasad yang sudah mati dan membebaskan zat zat kimia kea lam selain itu jamur juga berperan dalam kehidupan manusia seperti pembuatan tempe dan sebagainya.
Sudah selesai membaca materi ini ? Ayo lihat dulu Daftar Materi Biologi