Pengetahuan Lingkungan

Diposting pada

Pendahuluan

Pengetahuan lingkungan adalah cabang ilmu dasar dengan fokus utama perlindungan lingkungan dari kemungkinan terjadinya kerusakan sebagai akibat dari dampak negatif aktivitas manusia. Berikut ini adalah beberapa definisi mengenai pengetahuan menurut berbagai sumber.

Pengetahuan Lingkungan

Definisi

Nurhidayati (2005), pengetahuan merupakan proses kognitif dari seseorang atau individu untuk memberi arti terhadap lingkungan, sehingga masing-masing individu akan memberi arti sendiri-sendiri terhadap stimuli yang diterimanya meskipun stimuli itu sama.

Pengetahuan mempunyai aspek pokok untuk mengubah perilaku seseorang yang disengaja.

Notoatmodjo (2003), pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu yang mana penginderaan ini terjadi melalui panca indera manusia yakni :

  • indera penglihatan,
  • pendengaran,
  • penciuman,
  • rasa dan
  • raba

Sebagian besar pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku ynag tidak didasari oleh pengetahuan.

Konsep Dasar

Pengetahuan Lingkungan 1

Pengetahuan lingkungan merupakan proses kognitif dari seseorang atau individu untuk memberi arti terhadap lingkungan bahwa semua benda dan kondisi yang terdapat dalam ruang dimana manusia beraktivitas dan mempengaruhi kelangsungan hidup serta kesejahteraan manusia dan jasad hidup lainnya.

Berdasarkan konsep di atas, dapat diketahui sumber yang akan berada pada lingkungan terdiri dari biogenik dan antropogenik.

  • Biogenik

merupakan sumber pencemar yang teremisi ke lingkungan secara alamiah seperti letusan gunung berapi, pembusukan materi padat, dan penggerusan/erosi dari hulu sungai.

  • Antropogenik

merupakan sumber pencemar yang berasal dari aktivitas/kegiatan buatan manusia yang dapat berupa materi yang mampu diasimilasi oleh alam dan materi xenobiotik (asing bagi lingkungan), seperti hasil proses industri, pembakaran bahan bakar, aktivitas domestik, eksploitasi dan eksplorasi sumber daya alam, ekstraksi mineral, minyak dan gas. Bentuk materi pencemar yang dihasilkan oleh aktivitas manusia dapat berupa limbah cair, padat dan gas.

Konsep dasar juga dapat diketahui yang termasuk ke dalam lingkungan. Lingkungan terdiri dari atmosfer, litosfer, dan hidrosfer. Lapisan dimana organisme dan makhluk hidup lainnya berinteraksi merupakan biosfer.

Biosfer adalah lapisan yang menyelimuti bumi yang terdiri dari atmosfer, litosfer dan hidrosfer yang merupakan tempat sumberdaya alam mengalami sirkulasi dan bersiklus: gas, cairan dan materi padat, tempat pembuangan produk sampingan akibat sirkulasi dan siklus SDA berupa limbah padat, cair dan gas. Atmosfer terdiri dari campuran gas yang berada di atas permukaan bumi yaitu troposfer, stratosfer, mesosfer, dan termosfer. Hidrosfer terdiri dari lautan, danau, sungai dan air tanah (lihat siklus hidrologi).

Litosfer adalah lapisan tanah yang menyelimuti inti bumi. Pada kondisi alamiah bentuk-bentuk kehidupan di biosfer berada dalam kesetimbangan dengan lingkungan. Lingkungan memiliki kemampuan dan kapasitas untuk melakukan “self-purification”.

Bagian terakhir dari konsep dasar yaitu reseptor. Receptor adalah penerima akibat terjadinya perubahan kualitas lingkungan, yaitu manusia, tumbuhan, hewan, dan material. Manusia mengalami dampak pencemaran lingkungan terhadap kesehatan, contohnya tragedi Minamata di Jepang akibat pencemaran logam berat. Adanya korelasi positif yang kuat antara tingginya tingkat pencemaran udara dengan angka kejadian penyakit ISPA. Tumbuhan mengalami penurunan produktivitas tanaman produksi, kegagalan panen, dan adanya residu logam berat dan materi pencemar lainnya dalam tanaman maupun buah-buahan. Hewan mengalami peningkatan angka kematian, kebanyakan adalah hewan ternak, menururnnya resistensi hewan ternak terhadap penyakit/hama, material mengalami penurunan kualitas yang dapat menyebabkan kerusakan bangunan.

 

Gambar Gravatar
Semua manusia itu pintar.. Namun yang membedakannya proses kecepatan belajar. pada suatu saat ada peserta didik yang belajar dalam 1-3 pertemuan. ada juga yang membutuhkan 3 pertemuan lebih untuk dapat memahami materi... Dengan kata lain, Belajar tergantung kondisi dan keadaan seseorang untuk memahami materi. baik itu cuaca, suasana, perasaan dan lingkungan yang mempengaruhi. Maka temukanlah kondisi terbaik dirimu untuk belajar. Jika kamu tidak mengerti materi yang diajarkan gurumu hanya saja kamu belum menemukan kondisi terbaik untuk belajar. Karena tidak ada manusia yang bodoh hanya saja malas atau tidak fokus.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *