Siklus hidup Parasitologi
(daur hidup) parasit adalah serangkaian fase (stadium) dari parasit untuk kelangsungan hidupnya. Mengenai siklus hidup parasit sangatlah penting, karena pengendalian penyakit parasit tanpa dilandasi dengan pengetahuan siklus hidup parasit adalah sia – sia.
Siklus hidup parasit secara umum dapat dibedakan menjadi :
- Siklus hidup secara Langsung,
untuk melangsungan hidup parasit memerkulan hanya satu hospes (hospes definitif) dan parasit ini biasanya memiliki fase bebas. Contoh cacing Ascaris suum yang menginfeksi babi, cacing dewasa bertelur dan keluar bersama tinja dan mencemari lingkungan, telur mengalami perkembangan dimana di dalam telur terbentuk larva stadium 1 dan 2 yang bersifat infektif dan akhirnya tertelan lagi oleh babi dan berkembang menjadi dewasa. Disini hanya memerluka satu hospes babi dan perkembangan telur terjadi diluar tubuh babi (fase bebas).
- Siklus hidup secara tidak langsung,
untuk kelangsungan hidup parasit membutuhkan satu hospes definitive dan satu atau lebih hospes intermedier. Contoh cacing hati Fasciola gigantica yang menginfeksi sapi, cacing dewasa yang berpredileksi didalam kantung empedu bertelur dan keluar bersama tinja dan mencemari lingkungan, dari dalam telur akan keluar mirasidium yang harus membutuhkan hospes intermedier siput Lymnaea sp untuk berkembang menjadi sporokista, redia dan serkaria, serkaria akan keluar dari tubuh siput dan menempel pada rumput menjadi Metaserkaria infektif dan akhirnya harus tertelan oleh sapi.
Patogenesis Penyakit Akibat Parasit
Cara penularan parasit
Secara umum parasit dapat ditularkan dengan dua cara, yaitu secara Vertical dan Horizontal (1,2)
Penularan
- secara vertikal adalah penularan yang terjadi melalui induk kepada anak yang baru dilahirkannya. Penularan dengan cara ini dapat terjadi melalui : telur, air susu atau plasenta
- secara horizontal adalah cara penularan yang umumnya terjadi antara individu yang satu dengan individu yang lainnya, atau termasuk juga yang melalui bahan-bahan tercemar. Berkaitan dengan hal ini, cara penularan tersebut dapat terjadi melalui :
Kontak
- langsung adalah penularan yang terjadi karena adanya kontak fisik antara dua individu atau lebih. Contoh : penularan kutu, tungau.
- tidak langsung adalah penularan yang terjadi bukan karena terjadinya kontak fisik antara individu, melainkan karena sarana lain seperti (bahan yang tercemar oleh parasit atau parasit sendiri yang aktif mencari hospes).
Kerugian akibat parasit
terjadi melalui beberapa cara:
- Menghisap darah, cairan getah bening atau eksudat
- artropoda (lalat dan nyamuk),
- helminth (cacing Ancylostoma sp) dan
- Protozoa darah (Plasmodium sp; Leucocytozoon sp; Trypanosoma sp) menghisap darah. Artropoda (lalat jenis tertentu), Helmin (cacing Thelazia sp; Syngamus sp), protozoa (Trichomonas sp) menghisap cairan getah bening atau eksudat
- makanan hospes
Seperti: Helmin (cacing Ascaris sp, Taenia spp), kesemuanya menghisap makanan hospes
- Merusak jaringan tubuh
Contoh : cacing Trematoda Fasciola gigantica merusak jaringan hati, Protozoa (Eimeria sp) merusak epitel usus, Artopoda larva lalat Gastrophylus sp merusak dinding lambung
- gangguan mekanik
Seperti : bentuk peralihan cacing pita echinococus granulosus (kista hidatida) yang berpredileksi didalam hati, bisa menekan organ hati dan organ lainnya.
- radang
Contoh : larva dari cacing Ancylostoma sp bisa menembus kulit dan menimbulkan radang. Gigitan dari Artropoda (lalat, nyamuk, kutu, pinjal, caplak dan tungau) kesemuanya menimbulkan radang. Protozoa Eimeria sp merusak epitel usus dan mengakibatkan terjadinya radang
- Memudahkan masuknya mikro-organisme
ex : artropda (gigitan nyamuk, caplak), helmin (tempat masuknya larva cacing Ancylostoma sp) menimbulkan kelukaan dan memudahkan masuknya mikro-organisme sehingga terjadi infeksi sekunder.
- Menghasilkan berbagai substansi toksik seperti (hemolysin, histilysine, antikoagulan dan produksi toksik dari metabolismenya)
ex : Protozoa (Trypanosoma sp), artropoda (lalat, nyamuk, caplak) dan Helmin (cacing Ancylostoma sp) menghasilkan substansi seperti tersebut terdahulu
- Menimbulkan reaksi alergi
artropoda (Sarcoptes sp, lalat, nyamuk, kutu dan pinjal), tempat gigitannya timbul reaksi alergi
- Dapat menstimulir terjadinya kanker
cacing Spirocerca lupi telah terbukti dapat menstimulir (merangsang) terjadinya kanker saluran pencernaan anjing
- Membawa beberapa penyakit (Vektor)
Contoh : caplak menularkan Anaplasmosis, lalat menularkan malaria unggas
- penyumbatan secara mekanis
cacing Ascaris suum jika jumlahnya banyak dapat menyumbat saluran pencernaan babi.
- Dapat menghncurkan sel, karena mengadakan pertumbuhan didalamnya
Contoh : protozoa (Eimeria sp, menghancurkan sel epitel saluran cerna, Plasmodium sp, Leucocytozoon dan Haemoproteus, menghancurkan sel darah merah unggas)
- Menurunkan resistensi tubuh hospes terhadap penyakit lainnya.
Beberapa parasit berbahaya pada satu spesies hewan, sedangkan pada spesies yang lain tidak atau kurang berbahaya, sehingga ada istilah “Host range”.