Sistem Hormon Manusia – Pengertian, Ciri-ciri, Fungsi dan Kelainan – Sehabis berolahraga, tenggorokan kita akan terasa kering dan kehausan. Ini terjadi karena tubuh banyak mengeluarkan keringat, sehingga air dalam tubuh juga banyak yang keluar. Keadaan demikian membuattubuh segera mengeluarkan zat yang menghentikan pengeluaran cairan tersebut. Zat yang dimaksud dinamakan hormon. Apabila kita minum air, segera hormon yang dikeluarkan tubuh tersebut akan berhenti.
Hormon merupakan senyawa kimia, berupa protein yang mempunyai fungsi untuk memacu atau menggiatkan proses metabolisme tubuh. Dengan adanya hormon dalam tubuh maka organ akan berfungsi menjadi lebih baik.
Untuk dapat melakukan kegiatan dan dapat memberikan reaksi terhadap perubahan-perubahan eksternal maupun internal diperlukan adanya koordinasi yang tepat di antara kegiatan organ- organ tubuh. Dalam hal ini sistem endokrin merupakan suatu sistem yang dapat menjaga berlangsungnnya integrasi kegiatan organ tubuh. Hormon yang diahasilakan oleh sistem endokrin ini memegang peranan yang sangat penting.
A. Pengertian Sistem Hormon Manusia
Asal kata hormon dari bahasa Yunani yakni hormaen yang berarti menggerakkan. Hormon merupakan suatu zat yang dihasilkan oleh suatu bagian dalam tubuh. Organ yang berperan dalam sekresi hormon dinamakan kelenjar endokrin. Disebut demikian karena hormon yang disekresikan diedarkan ke seluruh tubuh oleh darah dan tanpa melewati saluran khusus. Di pihak lain, terdapat pula kelenjar eksokrin yang mengedarkan hasil sekresinya melalui saluran khusus.
Walaupun jumlah yang diperlukan sedikit, namun keberadaan hormon dalam tubuh sangatlah penting. Ini dapat diketahui dari fungsinya yang berperan antara lain dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tubuh, proses reproduksi, metabolisme zat, dan lain sebagainya.
Hormon akan dikeluarkan oleh kelenjar endokrin bila ada rangsangan (stimulus). Hormon tersebut akan diangkut oleh darah menuju kelenjar yang sesuai. Akibatnya, bagian tubuh tertentu yang sesuai akan meresponnya. Sebagai contoh, hormone insulin disekresikan pankreas saat ada rangsangan gula darah yang tinggi, hormon adrenalin disekresikan medula adrenal oleh stimulasi saraf simpatik, dan lain-lain.
Kelenjar dalam tubuh manusia dibedakan menjadi 2 bagian yaitu :
- Kelenjar eksokrin yaitu kelenjar yang mempunyai saluran khusus dalam penyaluran hasil sekretnya/getahnya. Contoh : kelenjar-kelenjar pencernaan.
- Kelenjar endokrin yaitu kelenjar yang tidak mempunyai saluran khusus dalam penyaluran hasil sekretnya/getahnya. Contoh : kelenjar hipofisis, thyroid, thymus dll.
Kelenjar endokrin disebut juga kelenjar buntu karena hormon yang dihasilkan tidak dialirkankan melalui suatu saluran tetapi langsung masuk kedalam pembuluh darah. Hormon dari kelenjar endokrin mengikuti peredaran darah ke seluruh tubuh hingga mencapai organ – organ tertentu. Meskipun semua hormone mengadakan kontak dengan semua jaringan dalam tubuh, namun hanya sel / jaringan yang mengandung reseptor yang spesifik terhadap hormon tertentu yang terpengaruh hormon tersebut.
Hormonologi yaitu ilmu yang mempelajari mengenai seluk beluk hormon. Pada makhluk hidup, khususnya manusia hormon dihasilkan oleh kelenjar yang tersebar dalam tubuh. Cara kerja hormon di dalam tubuh tidak dapat diketahui secara cepat perubahannya, akan tetapi memerlukan waktu yang lama. Tidak seperti sistem saraf yang cara kerjanya dengan cepat dapat dilihat perubahannya. Hal ini karena hormon yang dihasilkan akan langsung diedarkan oleh darah melalui pembuluh darah, sehingga memerlukan waktu yang panjang.
B. Ciri -ciri dan Fungsi Hormon
Hormon mempunyai ciri – ciri sebagai berikut :
- Diproduksi dan disekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar endokrin dalam jumlah sangat kecil
- Diangkut oleh darah menuju ke sel/jaringan target
- Mengadakan interaksi dengan reseptor khusus yang terdapat dalam sel target
- Mempunyai pengaruh mengaktifkan enzim khusus
- Mempunyai pengaruh tidak hanya terhadap satu sel target, tetapi dapat juga mempengaruhi beberapa sel target yang berlainan.
Fungsi Hormon adalah:
- Memacu pertumbuhan dan metabolisme tubuh.
- Memacu reproduksi.
- Mengatur keseimbangan cairan tubuh/homeostasis.
- Mengatur tingkah laku.
C. Kelenjar-kelenjar Hormon
Dilihat dari aktivitasnya, kelenjar endokrin dapat dibedakan menjadi :
- Kelenjar yang bekerja sepanjang hayat, misalnya hormon yang memegang peranan pada proses metabolisme.
- Kelenjar yang bekerjanya mulai saat tertentu, misalnya hormon kelamin.
- Kelenjar yang bekerja hanya sampai saat tertentu saja, misalnya kelenjar timus
Dilihat dari aspek dan macam lokasinya, kelenjar endokrin dapat dibedakan menjadi :
No. | Kelenjar endokrin | Lokasi |
1 | Kelenjar hipofisis | Terletak pada dasar otak besar, pada lekukan tulang selatursika di bagian tulang baji |
2 | Kelenjar tiroid | Terletak di daerah leher |
3 | Kelenjar paratiroid | Terletak di dekat kelenjar tiroid |
4 | Kelenjar pankreas | Terletak di dekat ventrikulus (perut besar) |
5 | Kelenjar adrenal | Terletak di bagian atas ginjal |
6 | Ovarium | Terletak di daerah abdomen (perut) |
7 | Testis | Terletak di buah zakar dalam skrotum |
Di dalam tubuh manusia ada beberapa jenis kelenjar endokrin, yakni kelenjar hipofisis, tiroid, paratiroid, timus, pankreas, adrenal, ovarium, testis, dan kelenjar pencernaan.
D. Hubungan Sistem Hormon dan Sistem Saraf
Hormon bekerja atas perintah dari sistem saraf. Sistem yang mengatur kerjasama antara saraf dan hormon terdapat pada daerah hipotalamus. Daerah hipotalamus sering disebut daerah kendali saraf endokrin (neuroendocrine control).
Hormon berfungsi dalam mengatur homeostasis, metabolisme, reproduksi dan tingkah laku. Homeostasis adalah pengaturan secara otomatis dalam tubuh agar kelangsungan hidup dapat dipertahankan. Contohnya pengendalian tekanan darah, kadar gula dalam darah, dan kerja jantung.
Berikut ini adalah hubungan sistem hormon dengan sistem saraf yang digambarkan dalam bentuk skema atau bagan :
- Releasing Factor/Faktor pembebas
Adalah faktor yang memperbaiki situasi atau kondisi tubuh, sehingga kondisi tubuh menjadi lebih baik. Faktor tersebut adalah hormon-hormon yang mencegah terjadinya kondisi tubuh tersebut. - Inhibitor Factor/Faktor penghambat adalah faktor yang terus mendukung situasi atau kondisi tubuh, sehingga kondisi tubuh menjadi tidak baik/memperburuk kondisi tubuh. Faktor tersebut adalah hormon-hormon yang mendukung terjadinya kondisi tubuh tersebut.
Perbedaan sistem hormon dan sistem saraf
No. | Aspek pembeda | Sistem hormon | Sistem saraf |
1 | Aksi | Bersifat lambat | Bersifat cepat/segera |
2 | Pengaturan | Jangka panjang, misalnya pertumbuhan dan perkembangan | Jangka pendek, misalnya denyut jantung dan kontraksi otot |
3 | Sekresi | Hormon | Neurotransmitter |
4 | Komunikasi | Komunikasi antar neuron melalui synapsis | Komunikasi melalui sistem sirkulasi |
E. Kelainan Akibat Kelebihan/Kekurangan Hormon
No. | Kelenjar | Hormon yang dihasilkan | Gangguan / kelainan | Ciri – ciri |
1 | Hipofisis | Kekurangan hormon (hiposekresi) hormon pertumbuhan(growth hormone) | Dwarfisme | Penderita tampak bertubuh pendek (hanya sekitar satu meter atau bahkan kurang) tapi tetap memiliki proporsi tubuh yang normal |
Kelebihan hormon (hipersekresi)hormon pertumbuhan (growth hormone) | Gigantisme (giantism) | Terjadi pada masa kanak – kanak,dimana terjadi pertumbuhan berlebihan bahkan dapat sampai mencapai 8 kaki | ||
Akromegali | Terjadi pada saat dewasa, penderita mengalami pembesaran tulang rahang dan wajah. Kulit bertambah tebal, diikuti gangguan akibat penekanan saraf oleh massa tulang yang bertambah | |||
2. | Tiroid | Hipersekresi hormone tiroksin (Hipertiroidisme) | Grave’s disease/ morbus basedow | Penderita ini mengalami metabolisme yang amat meningkat; penderita cenderung bertambah kurus walaupun disaat yang sama penderita memiliki nafsu makan yang meningkat . Keringat berlebihan, denyut nadi yang cepat, tidak tahan panas dan kelemahan badan. Dapat juga ditemukan penonjolan bola mata (exophtalmus) |
Hiposekresi hormon tiroid (Hipotiroidisme) | Kretinisme (Kerdil) | Terjadi pada masa kanak – kanak, cirinya penderita tidak dapat mencapai pertumbuhan fisik dan mental yang normal | ||
Mix Oedema (Miksedema) | Terjadi pada orang dewasa, cirinya laju metabolisme rendah, berat badan berlebihan, bentuk badan menjadi kasar, dan rambut rontok | |||
3. | Paratiroid | Hipersekresi hormon paratiroid | Hiperparathormon | Kelainan pada tulang seperti tulang rapuh, bentuk abnormal dan mudah patah. Kelebihan kalsium yang diekskresikan dalam air seni bersama ion fosfat dapat menyebabkan batu ginjal |
Hiposekresi hormon paratiroid | Hipoparathormon | Terjadi gejala kekejangan otot (tetani) | ||
4. | Pankreas | Hiposekresi hormon insulin | Diabetes tipe I | Penyakit ini sepenuhnya bergantung dengan insulin, penyakit ini sering didapatkan pada anak-anak atau dewasa muda. Pengobatan dengan mengganti insulin sesuai dengan jumlah yang diperlukan |
Diabetes tipe 2 | pada penyakit ini insulin diproduksi dalam jumlah memadai tetapi terdapat gangguan dalam kualitas dan mekanisme kerjanya. Faktor resiko penyakit ini seperti riwayat keluarga dengan Diabetes Mellitus dan obesitas | |||
5. | Korteks Adrenal | Hipersekresi hormon kelenjar adrenal | Cushing’s syndrome | Penderita mengalami peningkatan tekanan darah, gula darah akibat pengeluaran hormon kortisol yang berlebihan. |
Hiposekresi hormon kelenjar adrenal | Addison’s disease | Gejala berupa • Hipoglikemia (kadar gula dalam darah menurun), • Gangguan pembentukan glukosa oleh jaring (glukoneogenesis) • Penurunan kadar glikogen di liver yang menjadi cadangan glukosa dalam tubuh • Gangguan akibat kekurangan aldosteron seperti pengeluaran natrium dan cairan yang berlebihan di ginjal. • Dehidrasi, • Penurunan tekanan darah • Shock yang dapat menimbulkan kematian, terutama bila tidak ditangani secara cepat. | ||
6. | Kelenjar gonad | Hiposekresi hormon kelenjar gonad | Dapat mengakibatkan gangguan terutama dalam proses reproduksi manusia. |
Sudah selesai membaca materi ini ? Ayo lihat dulu Daftar Materi Biologi