Besaran dan Satuan – Pengertian, Pengelompokan dan Contohnya

Diposting pada

Besaran dan Satuan – Pengertian, Tetapan dan Contoh dalam Kehidupan – Tanpa kita sadari, setiap hari kita menggunakan alat ukur sebagai alat untuk mempermudah pekerjaan maupun untuk mempermudah aktivitas kita. Alat ukur yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari yang sering kita temui adalah alat ukur dari besaran pokok. Berbagai macam alat ukur dari besaran pokok inilah yang mempermudah kita mengetahui berapa hasil dari pengukuran yang didapat.

Namun yang sering kita temui dan kita gunakan, dari 7 besaran pokok yang ditetapkan dalam satuan internasional berupa panjang, suhu, massa, waktu, kuat arus listirik, intensitas cahaya dan jumlah zat, untuk daerah di kabupaten situbondo hanya 5 besaran pokok yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari meiputi panjang, suhu, massa, waktu dan kuat arus listrik.

Contoh sederhana penggunaan alat ukur besaran pokok adalah mahasiswa di kampus yang masih menggunakan mistar (penggaris) untuk mengerjakan soal yang berhubungan dengan menggambar atau lainnya. Tak hanya itu saja, di sekolah maupun di perguruan tinggi memiliki laboratorium dimana dalam laboratorium terdapat berbagai alat yang diantaranya merupakan alat ukur besaran pokok seperti :

  • termometer
  • jangka sorong
  • mikrometer
  • sekrup
  • stopwatch
Besaran dan Satuan

A. Pengertian Besaran dan Satuan

Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur, dihitung, memiliki nilai dan satuan.

Satuan adalah pembanding dalam suatu pengukuran besaran. Setiap besaran memiliki satuan masing-masing.

Simak Juga : Soal Besaran dan Satuan Pilihan Ganda [+Pembahasan]

B. Pengelompokan Besaran dan Satuan

Berdasarkan dari arah dan nilainya, besaran dikelompokan menjadi dua, yaitu:

  • Besaran skalar, yaitu besaran yang hanya memiliki nilai tanpa memiliki arah. Contoh: massa, panjang, waktu, energi, usaha, suhu, kelajuan dan jarak.
  • Besaran vektor, yaitu besaran yang memiliki nilai dan arah. Contoh: gaya, berat, kuat arus, kecepatan, percepatan dan perpindahan.

Berdasarkan cara memperolehnya dapat dikelompokkan menjadi 2 macam yaitu :

  • Besaran Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari pengukuran. Karena diperoleh dari pengukuran maka harus ada alat ukurnya. Sebagai contoh adalah massa. Massa merupakan besaran fisika karena massa dapat diukur dengan menggunakan neraca.
  • Besaran non Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari penghitungan. Dalam hal ini tidak diperlukan alat ukur tetapi alat hitung sebagai misal kalkulator. Contoh besaran non fisika adalah Jumlah.

Berdasarkan jenis satuannya, besaran dibagi menjadi 2 meliputi :

  • Besaran pokok adalah besaran yang ditentukan lebih dulu berdasarkan kesepakan para ahli fisika, berdasarkan satuan SI (Sistem internasional) besaran pokok yaitu :

Dalam sistem Internasional ( SI ) terdapat : 7 buah besaran dasar berdimensi dan 2 buah buah tambahan yang tidak berdimensi.

BESARAN DASARSATUAN SI
 NamaLambangRumus Dimensi
PanjangMetermL
MassaKilogramkgM
waktuSekonsT
Arus listrikAmpereAI
Suhu termodinamikaKelvinKq
Jumlah zatMolamolN
Intensitas cahayaKandelacdJ
BESARAN TAMBAHANSATUAN SI
Sudut datarradianrad
Sudut ruangsteradiansr
BESARAN JABARANSATUAN SI
EnergiJouleJ
GayanewtonN
DayaWattW
TekananpascalPa
FrekwensiHertzHz
Beda Potensial VoltV
Muatan listrikcoulombC
Fluks magnitweberWb
Tahanan listrikFaradF
Induksi magnetikTeslaT
InduktansiHenryHb
Fluks cahayalumenLm
Kuat peneranganLuxLx
  • Besaran turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran yang diturunkan dari besaran pokok. Meliputi :
Besaran turunan

C. Contoh dalam Kehidupan Sehari-hari

Dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam hal bekerja atau aktivitas lainnya, biasanya kita lebih banyak menggunakan 5 besaran pokok dari 7 besaran pokok satuan internasional yaitu panjang, massa, waktu, suhu dan arus listrik. Misalnya saja saat kita sekolah ataupun mengerjakan tugas, kita menggunakan penggaris sebagai alat ukur.

Berbeda saat kita berada di pasar, kita sering melihat atau bertransaksi secara langsung menggunakan timbangan pasar, saat kita mengantarkan keluarga yang memiliki balita untuk dibawa ke puskesmas ditimbang berat badannya menggunakan timbangan badan, saat kita berada di laboratorium sekolah atau kampus atau pun peneliti disana kita akan melihat dan menggunakan neraca 2 lengan-jangka sorong-mikrometer sekrup, saat kita ke tukang jahit dan tukang kayu maka kita akan melihat mereka menggunakan meteran jahit dan meteran kayu maupun meteran lipat, saat kita ke pelelangan ikan biasanya kita melihat timbangan gantung, saat sakit kita menggunakan termometer untuk melihat suhu badan, dan lain sebagainya.

Berikut contoh alat ukur dari besaran pokok beserta fungsinya yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan yang sering kita temui dikehidupan sehari-hari.

Perhatikan Tabel :

NO.NAMA ALAT UKUR dan JENIS ALAT UKURFUNGSIBIASA DITEMUKAN/BIASA DILIHAT
1Penggaris Alat ukur panjangUntuk mengukur benda yang ukurannya Anak sekolahan
2Timbangan pasar Alat ukur massaUntuk mengetahui berat bendaDipasar, ditoko  
3Timbangan badan Alat ukur massaUntuk mengetahui berat badanDi rumah sakit, puskesmas, UKS.
4Jam tangan, jam dinding Alat ukur waktuUntuk melihat waktuDirumah dan ditangan
5Meteran jahit Alat ukur panjangUntuk mengukur panjang suatu benda berupa kainTukang jahit
6Meteran lipat Alat ukur panjangUntuk mengukur panjang suatu benda berupa kayu, etc.Tukang kayu
7Termometer   Alat ukur suhuUntuk mengetahui suhu badanDirumah sakit, puskesmas.
8Stopwatch Alat ukur waktuUntuk mengetahui waktuGuru olahraga, olahragawan
9Jangka sorong Alat ukur panjangUntuk mengukur benda yag ukurannya kecilDi laboratorium
10Timbangan gantung untuk ikan Alat ukur massaUntuk melihat hasil berat ikanDi pelelangan ikan
11Mikrometer sekrup Alat ukur panjangUntuk mengukur benda yang ukurannya sangat keclDi laboratorium
12Voltmeter Alat ukur arus listrikUntuk mengukur tegangan listrikOrang tekhnik yang bekerja di PLN, komputer di sekolah-sekolah.

D. Kesalahan Dalam Pengukuran

Kesalahan dalam pengukuran adalah penyimpangan nilai yang diukur dari nilai benar x0. Kesalahan dapat digolongkan menjadi empat golongan :

1. Keteledoran

Umumnya disebabkan oleh keterbatasan pada pengamat, diantaranya kurang terampil menggunakan instrumen, terutama untuk instrumen canggih yang melibatkan banyak komponen yang harus diatur atau kekeliruan dalam melakukan pembacaan skala yang kecil.

2. Kesalahan sistematik

Adalah kesalahan yang dapat dituangkan dalam bentuk bilangan (kuantitatif), contoh : kesalahan pengukuran panjang dengan mistas 1 mm, jangka sorong, 0,1 mm dan mikrometer skrup 0,01 mm

3. Kesalahan acak

Merupakan kesalahan yang dapat dituangkan dalam bentuk bilangan (kualitatif),

Contoh :

  • kesalahan pengamat dalam membaca hasil pengukuran panjang
  • pengabaian pengaruh gesekan udara pada percobaan ayunan sederhana
  • pengabaian massa tali dan gesekan antar tali dengan katrol pada percobaan hukum II Newton.

4. Ketidakpastian pada Pengukuran

Ketika mengukur suatu besaran fisis dengan menggunakan instrumen, tidaklah mungkin akan mendapatkan nilai benar X0,melainkan selalu terdapat ketidakpastian. Ketidakpastian ini disebabkan oleh beberapa hal misalnya batas ketelitian dari masing-masing alat dan kemampuan dalam membawa hasil yang ditunjukkan alat ukur.

E. Kesimpulan

Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dengan yang namanya alat ukur. Alat ukur dibutuhkan dan digunakan setiap hari untuk mempermudah pekerjaan manusia. Berbagai macam alat ukur pun beragam dan sesuai fungsinya masing-masing. Alat ukur yang sering digunakan dan ditemui dalam kehidupan sehari-hari merupakan alat ukur dari besaran pokok berupa panjang, massa, suhu, waktu dan kuat arus.

Sudah selesai membaca materi ini ? Ayo lihat dulu Daftar Materi Fisika

Gambar Gravatar
Semua manusia itu pintar.. Namun yang membedakannya proses kecepatan belajar. pada suatu saat ada peserta didik yang belajar dalam 1-3 pertemuan. ada juga yang membutuhkan 3 pertemuan lebih untuk dapat memahami materi... Dengan kata lain, Belajar tergantung kondisi dan keadaan seseorang untuk memahami materi. baik itu cuaca, suasana, perasaan dan lingkungan yang mempengaruhi. Maka temukanlah kondisi terbaik dirimu untuk belajar. Jika kamu tidak mengerti materi yang diajarkan gurumu hanya saja kamu belum menemukan kondisi terbaik untuk belajar. Karena tidak ada manusia yang bodoh hanya saja malas atau tidak fokus.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *