1. Reaksi Netralisasi
Reaksi antara larutan asam dengan larutan basa untuk membentuk larutan yang bersifat netral disebut dengan netralisasi atau penetralan. Secara umum netralisasi merupakan reaksi antara sejumlah ion H+ dengan sejumlah ion OH– yang sama banyaknya sehingga akhirnya membentuk molekul H2O. Reaksi ini dapat disebut sebagai reaksi pembentukan garam atau penggaraman. Persamaan reaksinya dapat dituliskan dalam bentuk persamaan reaksi molekuler dan persamaan reaksi ion.
Reaksi Molekuler
Reaksi Ion
Reaksi ini menunjukkan bahwa setiap molekul didalam larutan mengalami ionisasi.
2. Titrasi Asam Basa
Salah satu penerapan reaksi netalisasi adalah titrasi. Titrasi merupakan prosedur yang bertujuan untuk menentukan banyaknya suatu larutan dengan konsentrasi yang telah diketahui agar tepat habis bereaksi dengan sejumlah larutan yang dianalisis (ingin diketahui kadarnya).
Titrasi yang mengacu pada jumlah volume larutan dikenal dengan istilah titrasi volumetrik. Pengukuran volume diusahakan setepat mungkin dengan menggunakan alat-alat standar, misalnya buret, pipet gondok, dan pipet volumetrik. Titrasi yang melibatkan reaksi antara asam dengan basa dikenal dengan istilah titrasi asam basa atau asidi alkalimetri.
Secara teknis, titrasi dilakukan dengan cara mereaksikan sedikit demi sedikit atau tetes demi tetes larutan basa melalui buret kedalam larutan asam dengan volume tertentu yang terletak dalam labu erlenmeyer sampai keduanya tepat habis berekasi ditandai dengan berubahnya warna indikator.
Tepat pada saat warna indikator berubah, penambahan (titrasi) dihentikan dan volumenya dicatat sebagai volume titik ahir titrasi. Larutan basa yang diletakan dalam buret disebut dengan larutan penitrasi. Indikator yang digunakan pada titrasi asam basa adalah indikator yang mempunyai trayek perubahan warna pH sekitar 7, sebab pada saat asam kuat dan basa kuat telah tepat habis bereaksi, pada saat itu pH larutan akan sama dengan 7.
Perubahan warna indikator yang menandai tepat bereaksinya kedua larutan tidak selamanya tepat seperti perhitungan secara teoritis. Volume larutan penitrasi yang diperoleh melalui perhitungan secara teoritis disebut dengan volume titik ekivalen. Perbedaan volume titik akhir titrasi dengan titik ekivalen disebut dengan kesalahan titrasi. Besar kecilnya kesalahan titrasi ditentukan oleh pemilihan indikator. Jika indikatormya semakin tepat, kesalahan titrasinya kecil.